Minggu, 27 Desember 2009

November - 11 – 2009

MENANTI RELEVAN APEC

Selasa sore, suasana APEC Media Centre yang adem tiba-tiba berubah gaduh. Rombongan lelaki dan perempuan berpenampilan necis masuk terburu-buru. Seorang pria berambut perak tampak naik ke panggung tempat kamera sudah disiapkan. Lampu menyala, dan ia pun mulai berbicara. Hanya sekitar 5 menit kemudian, si pria itu lalu kembali terburu-buru meninggalkan lokasi. Kami, para kuli berita, pun terburu-buru mengerumuni. Sekian pertanyaan dilontarkan, tapi tak ada yang dijawab, ia hanya bergerak maju. Pintu lift terbuka, rombongan pun menghilang. Itulah penampilan sesaat Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith di ajang APEC Singapura.

Stephen Smith boleh tak bicara pada media, tapi ia dipastikan mengadakan pembicaraan bilateral dengan koleganya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Marty Natalegawa. Pertemuan antarnegara memang lazim dilakukan di sela-sela acara multilateral. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Kamis nanti. Tinggal agendanya, yang jadi spekulasi media. Dalam pertemuan menlu Indonesia-Australia misalnya, beredar kabar isu pengungsi Sri Lanka akan dibahas.

Di berbagai sudut Suntec Convention Centre, terlihat delegasi dari berbagai negara berkumpul, banyak yang bergerombol dalam rombongan, tapi tak sedikit pula yang mendekati satu sama lain. Ajang ini juga jadi kesempatan wartawan untuk bercengkerama. Di ruang yang begitu dingin, kehangatan teh atau kopi tak selalu mempan, jika dibandingkan dengan obrolan hangat.

Dan tampaknya obrolan demi obrolan, itulah yang mengisi agenda forum APEC, mulai dari tingkat informal sampai formal. Mereka yang bersikap kritis menuduh forum ini tak bergigi, hanya ajang perkumpulan biasa tanpa menghasilkan kesepakatan yang mengikat. Namun mereka yang mendukung keberadaan APEC percaya, yang dihasilkan APEC bukan sekadar persetujuan biasa, melainkan komitmen politik.

Menganggap sepi mereka yang mempertanyakan keberadaan organisasi ini, tuan rumah forum kali ini, Perdana Menteri Singapura Lee Hsian Loong menegaskan, justru ulang tahun ke-20 ini saat yang tepat untuk kembali membuktikan relevansi APEC. “Setengah dari total volume perdagangan dunia dan Produk Domestik Bruto ada di kawasan Asia Pasifik. Kita sedang membentuk Masyarakat TransPasifik. Ini agenda panjang dan bertahap untuk bangkit dari krisis,” katanya saat menyambut para menteri peserta APEC Ministerial Meeting.

Tapi bukan hanya untuk bangkit dari krisis kali ini para pemimpin Asia Pasifik berkumpul. Jika beberapa tahun lalu Amerika Serikat mendorong isu terorisme, tahun ini, agenda forum mengikutsertakan perubahan iklim dan kesiapan menanggulangi keadaan darurat. Namun tentunya isu kebijakan ekonomi tetap jadi prioritas, mulai dari stimulus fiskal sampai perjanjian perdagangan bebas.

Mengingat banyaknya isu untuk dibahas, tampaknya para peserta forum ini memang harus banyak melakukan pertemuan dan pembicaraan, setidaknya sampai akhir pekan nanti. Kami para wartawan pun yakin tak akan habis bahan obrolan atau liputan.

SUMBER : WWW.LIPUTAN6.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar